Sebuah Kotak Yang Penuh dengan Ciuman

Cerita bermula ketika beberapa waktu yang lalu, seorang pria menghukum putrinya yang berumur 3 tahun, karena telah membuang gulungan kertas kado emas. Uang telah habis, dan ia menjadi marah ketika si anak mencoba untuk menghias sebuah kotak untuk diletakkan di bawah pohon Natal. Namun demikian, keesokan harinya gadis kecil ini membawa hadiah untuk ayahnya dan berkata, "Ini untukmu, Ayah."

Pria itu malu oleh reaksi berlebihan sebelumnya, tetapi kemarahannya berkobar lagi ketika dia tahu kotak itu kosong. Dia berteriak padanya, menyatakan, "Apa kau tidak tahu, ketika kau memberi seseorang hadiah, seharusnya ada sesuatu di dalamnya?" Gadis kecil itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan menangis," Oh, Ayah, kotak itu tidak kosong sama sekali. Aku meniup ciuman ke dalam kotak. Ciuman itu untukmu, Ayah. "


Hati si ayah hancur. Dia memeluk gadis kecilnya dan ia meminta maaf padanya.

Beberapa waktu kemudian, sebuah kecelakaan telah mengambil kehidupan si anak. Si ayah menyimpan kotak emas itu di tempat tidurnya hingga bertahun-tahun dan setiap kali ia patah semangat, ia akan mengambil ciuman imajinasi dan dan mengingat kasih anak yang telah meletakkannya di sana.

Dalam arti yang sangat nyata, masing-masing dari kita, sebagai manusia, telah diberikan wadah emas yang penuh dengan cinta tanpa syarat dan ciuman dari anak-anak kita, anggota keluarga, teman, kekasih dan Tuhan. Siapapun bisa mendapatkannya dan lebih berharga dari apapun termasuk materi, kedudukan, pekerjaan dan status sosial.

Gambar kotak diambil dari sini

Photobucket

8 terang dunia bersinar:



bandit™perantau mengatakan...

aihhh....
sedihnyaa...

Nangis" dulu akh...



*renungan yg bagus ito...

Anonim mengatakan...

wow.. renungan yg keren banget
emang kdg2 kita belum mengerti kehadiran seseorang atau orang-orang yang sudah Tuhan kirim buat kita. Moga kita semua bisa mencurahkan kasih buat org2 yg kita cintai, buat org2 yg ada disekeliling kita

thx ya sudah mengingatkan

salam..

Anonim mengatakan...

renungannya bagus terimakasih.

Saya mau mengomentari si ayah. Itu adalah model orangtua yang tidak bijaksana. Lebih mementingkan barang daripada anak.

Prioritas bukan pada anak, tapi pada barang.

Oleh karena itu saat kita memiliki keluarga nanti, jangan sampai salah prioritas. Kalo barang lebih penting daripada anak, lebih baik jangan punya anak.

Lolly mengatakan...

renungannya bagusss sekali. bagus sekali. makasih ya uda sharing :) lam kenal.

genial mengatakan...

nice inspiring story.. but this is so sad.. it's true :(

Freya mengatakan...

iiih bagusnyaaaa....bah ketemu sama ito bandit juga di sini wakaakaka......

Ah, bagus bagus...preya cukaaaaaa....kehren....

saya numpang nangis juga yah....

Sekalaian mo follow aaah....

Asman Counter NEW mengatakan...

Nice Blog....

dj martha mengatakan...

tks fur postingannya, jadi tambah pembelajaran hidup lagi nie...

Posting Komentar