Berilah, Maka Kita Akan Diberi

Di kota Bandung ini, saya pernah beberapa kali bertemu ibu-ibu yang meminta uang. Ibu itu berkata bahwa ia ingin pulang ke rumahnya (* yang lumayan jauh dari tempat kita bertemu pada saat itu) tetapi uangnya sudah habis, atau tidak cukup. Sekilas dari penampilan berpakaian, baju yang dikenakan biasa-biasa saja, tidak mewah, dan tidak compang camping juga.

Beberapa orang mungkin akan memberi uang ala kadarnya, atau malah tidak memberikan sama sekali, sambil mencibir "Jangan-jangan dia cuma berbohong."


Ada kalanya, memang kita gak tahu apakah orang-orang yang nampaknya miskin dan membutuhkan itu adalah orang-orang yang benar membutuhkan. Bisa saja orang itu berbohong. Tapi kita juga gak tahu kan kalo orang itu gak berbohong?

So, selama kita ngerasa punya hati untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan itu, pastinya ya kita siap berbagi. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk gak nutup telinga buat orang-orang yang menjerit karena membutuhkan uluran tangan kita. Tak seorangpun tahu apa yang akan terjadi pada kita. Cepat atau lambat, kita pun akan membutuhkan bantuan orang lain.

Berilah dan kamu akan diberi..

Gambar diambil dari sini

Inipun Akan Berlalu


Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.



Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”

Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. “Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

Sumber : email

1 Korintus 7:31 : Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.

Kebaikan Kecil yang Berdampak Besar

Hampir 1 bulan, blog ini terlantar. Ga diupdate, dan ga follow balik teman-teman yang sudah komentar di sini. Saking lamanya ga update Mikha sampai menanyakan update blog ini lewat fesbuk. Thanx ya Mikha. senyum


Mari kita bercerita sedikit mengenai apa yang terjadi pada saya. *kamu kira kamu itu seleb apa?Hahaha..sengihnampakgigi

Dua bulan belakangan ini, saya sibuk mengerjakan skripsi saya. Yang membuat pikiran mumet, dan begadang sampai subuh menjadi makanan sehari-hari. Mengerjakan aplikasi web dengan koding-kodingnya, tak ketinggalan menulis bukunya.


Banyak kendala dan rintangan pada saat menjalankan itu semua. Menuntut kesabaran dan kesadaran untuk enggak mengandalkan kekuatan sendiri. *tapi andalkan God. Dan akhirnya Senin sore lalu saya seminar. Dan puji Tuhan hasilnya memuaskan.

Selama bimbingan dengan bapak dosen pembimbing saya, saya mendapat banyak motivasi.

1. Beberapa bulan lalu, bapak saya mengalami kecelakaan dari sepeda motor. Tempurung lututnya bergeser. Bapak saya terlempar beberapa meter dari sepeda motornya. Sempat beberapa hari harus jalan menggunakan tongkat.

Dan secara ga langsung, hal ini membuat saya tidak fokus pada pengerjaan skripsi saya. Pada saat itu, dosen pembimbing saya memberi saya motivasi "Apa pun yang terjadi dalam hidup kita, itu semua tak menjadikan alasan untuk kita terus hidup, untuk terus berjalan, untuk terus beraktivitas. Dan kamu, anak pertama jadi kamu harus tangguh. *Saat itu saya pernah menceritakan masalah ini pada dosen pembimbing saya. Motivasi yang menguatkan saya. Dan puji Tuhan, bapak saya sekarang udah sembuh

2. Pada saat selesai seminar kemarin, lagi-lagi dosen pembimbing saya bilang "Ingatlah sekecil apapun yang kamu perbuat "yang baik", suatu saat itu pasti bermanfaat.

Saya baru kenal dosen pembimbing saya ini beberapa bulan lalu, tapi banyak hal kata-katanya yang memotivasi saya. Saya cuma bisa bilang terima kasih. Mungkin bagi dosen saya itu, itu cuma sebatas kata-kata, tapi bagi saya kata-kata itu memotivasi saya untuk bisa lebih baik.

Hal ini jadi pembelajaran buat saya, sekecil apapun yang bisa kamu perbuat untuk kebaikan orang lain, lakukanlah. Bisa saja pada saat itu, orang itu benar-benar membutuhkan pertolongan. Siapa tau, bagi orang yang ditolong, kata-kata dari kamu adalah motivasi yang menguatkannya. Siapa yang tau, ya kan?

So..ayo kita berbuat kebaikan, sekecil apapun itu.

Picture source : sini

Photobucket

Happy Anniversary...Mas Cahyadi

Tepat tanggal 25 Oktober 2009 lalu, blognya mas Cahyadi berulang tahun ke-1. Dan mas Cahyadi punya keinginan di saat ulang tahun ke-1 nya nanti postingannya akan mencapai 200 artikel. Dan ternyata, keinginan itu bisa diwujudkan. Nah, kata mas Cahyadi sebagai wujud syukur, dibuatlah 2 buah award yang dihadiahkan buat para sahabatnya. Dan blog ini kebagian award nya.
Selamat yah mas buat ulang tahun blognya dan 200 postingan nya. Sukses selalu dengan blognya. Semoga rencana ke depan dengan tantangan barunya bisa terwujud. Dan terima kasih buat awardnya.