Tetap Di JalurNya

Di depan kost an saya ada sebuah warung tenda yang menjual bebek goreng. Warung itu buka pada sore harinya hingga menjelang tengah malam. Keempukan bebek gorengnya, membuat lidah kita bakal bergoyang. Hahaha... lebay. Yah pokoknya enak bangetlah, tidak rugi kalau kita membeli.

Karena rasanya yang lezat, tak jarang pembeli harus mengantri untuk mendapatkannya. Tiap-tiap orang diberikan nomor antrian, dan tiap nomor antrian yang dipanggil oleh mas-masnya, silahkan mengacung. hahaha... seperti absen di kelas kuliah saja.


Sore itu, saya dan seorang teman saya mengantri untuk bisa menikmati si bebek goreng. Waktu itu warung nya masih baru buka. Tapi ternyata antrian sudah banyak. Demi si bebek goreng kita bela-belain ngantri. 5 menit, 10 menit, hingga 30 menit si bebek goreng tak kunjung datang. Jus jeruk yang dipesan, sudah hampir habis. Hahaha...

Perasaan kesel seperti nya sudah mulai menyergap. Bukan hanya karena perut udah keroncongan tapi malamnya kita ada kelas ekstensi. Akhirnya 45 menit kemudian pesanannya datang. Dan langsung menyantap si bebek goreng tadi. Begitu menyantapnya, rasa kesel tadi seakan hilang, berganti dengan rasa nikmatnya makanan itu. Karena saya tetap sabar mengantri, akhirnya saya bisa menikmati masa-masa menyenangkan.

Demikian pula ketika kita mengikut Tuhan. Penderitaan demi penderitaan pasti kita alami. Masalah demi masalah membuat kita jengkel dan terus gangguin hidup kita. Tapi jika kita bersabar di dalam Tuhan, maka penderitaan itu tidak seberapa dengan sukacita yang akan kita tuai.

Kita boleh saja menderita karena dihina dan dikucilkan orang lain. Tapi suatu ketika nanti justru kita akan dipuji, dihormati dan dikenal karena iman kita di dalam Tuhan. Jadi, tetaplah berada pada jalur Tuhan dan bersabarlah dalam penderitaan, sukacita besar menanti kita.


2 Kor 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.


9 terang dunia bersinar:



Edo mengatakan...

like this!!!

Kabasaran Soultan mengatakan...

Selamat pagi ....
Jemputlah pagi dengan syukur...
rangkullah siang dengan semangat
peluklah malam dengan hasrat...


nice posting sobat.

Aman mengatakan...

Luar Biasa.....


Mudah2 aku bisa menjalani hidup ini sesuai dengan kebenaranNYa

yusfita mengatakan...

for all : kita sama-sama belajar yah. GBU :)

Freya mengatakan...

Nyang penting tetap menjadi TERANG di manapun kita berada hehehehe

bandit™perantau mengatakan...

heheheh... Thanks dear..! Like this post so much... :D

Anonim mengatakan...

Sebenarnya justru rasa kesal saat menunggu si bebek 45 menit itu membuat rugi jadi berlipatganda.

Rugi pertama, harus sabar dan menahan lapar karena nunggu pesanan 45 menit, sangat lama.

Rugi kedua, kita jadi bertambah sakit karena rasa kesal itu sendiri :D

Begitu juga dalam hal mengikut Tuhan atau dihina dan dilecehkan...lebih asik lagi apabila kita tetap bersukacita karena penyertaan Tuhan dalam hal-hal begitu.

Karena seperti saya bilang, kalo kita bersukacitanya nanti, yah ruginya dobel :D

yusfita mengatakan...

Sebagai manusia, saya yakin jika boleh meminta pasti tidak ada manusia yang ingin dihina dan dilecehkan.

Tapi ada kalanya kita dihina dan dilecehkan oleh orang lain
karena iman kita kepada Tuhan. Saya anggap itu konsekuensi yang wajar dari pilihan kita sendiri untuk memilih memikul salib Tuhan, berjalan bersama Tuhan.

Saya setuju dengan pendapat kamu,pada saat kita dihina dan dilecehkan karena iman kita
kita tetap bersukacita, bersukacita kenapa? karena penyertaan Tuhan yang selalu ada dan memberi kekeuatan melewati dan
mengatasi itu semua. Thanx sudah menambahkan point ini.

Tapi yang ingin saya tekankan di sini adalah mengenai sukacita yang akan kita peroleh jika berada pada jalurNya. Jika dalam hal penderitaan itu semua, kita tetap berada pada jalurNya, menjalankan sesuatu berdasarkan firman Tuhan, otomatis akan ada sukacita yang kita peroleh.
Misalnya kita jadi lebih dewasa dalam iman, bisa melihat pekerjaan Tuhan dalam kehidupan kita,kejadian yang lebih indah di luar pemikiran kita bahkan orang lain bisa merasakan dan melihat kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

Bandingkan jika kita melewati itu semua tidak dijalur Tuhan, misalnya saja berdasarkan jalur dunia. Pasti akan berbeda hasilnya.

Itu pendapat saya, silahkan koreksi jika pendapat saya salah.

desmon mengatakan...

Penderitaan boleh berlipatganda, tetapi saya lebih yakin kalau sukacita yang akan diberiNya akan kuadratik atau bahkan eksponensial karena telah mengamalkan salah satu dari buah2 roh.
Mau nanya, setelah selesai makan apakah pas mau bayar masih tetap sukacita??? :P

"Tanpa Tuhan kita gak bisa, tanpa kita Tuhan gak mau" :)

Posting Komentar