Perkataan vs Perbuatan

Aw..aw..aw..sepertinya terkena sindrom kecanduan blogging nih. Bisa-bisa seharian blogwalking mulu, baca-baca postingan di blog orang lain. Maafkan aku emak dan bapak, seharusnya aku mengerjakan skripsi yang belom kelar. sengihnampakgigi Sebulan lalu ditanya, udah bab 4. Udah sebulan lebih berlalu, masih saja terus di bab itu. sengihnampakgigi Lagi ga ada inspirasi sih sebenarnya. Nulis skripsi juga butuh inspirasi kan? ihikhik


Teman-teman, apa kalian pernah menyatakan cinta pada orang lain? Ehehe..ya tentu pernah lah yah. Pertanyaan yang aneh. sengihnampakgigi Pernyataan cinta terhadap orang tua, teman, kakak, adek saudara, dan Tuhan. Kata orang cinta itu ga cukup hanya untuk diucapkan butuh perbuatan di dalamnya. Jadi ga cuma sekedar cuma berkata "Aku cinta kamu" (versi Indonesia), atau "I Love You"(versi Inggris), Hum Tumhe Pyar Karte hae (versi India), Wo ai ni (versi Mandarin), Abdi te bogoh ka anjen (versi Sunda), atau Holong rohaku to ho (versi Batak)..hore..hore.. aku bisa mengingat bahasa bataknya. tepuktangan


Lebih dari sebuah perkataan, perasaan cinta itu membutuhkan perbuatan sebagai ekspresi dari perasaan itu. Bagaimana bisa kita menyatakan cinta, tapi kita mengacuhkan, atau ga ada perhatian sama sekali, saat sakit ga di tengokin.. Ucapan berbeda jauh dengan perbuatan. Ah sungguh ndak enak ada di posisi dan keadaan seperti itu. Katanya kau mencintaiku, tapi kenapa perbuatan mu ga menunjukkan perasaan cinta itu? Hanya gombalkah? Aku tak mau digombal. (Weleh..weleh..kok jadi curhat pengalaman pribadi..ihikhik)

Aku jadi berpikir, jangan-jangan selama ini aku pun ga beda jauh kya penggombal itu. Gombalin Tuhan.. Bagaimana perasaan Tuhan yah? Sedihkah Dia? Kecewakah? Maafin aku yah Tuhan, aku bilang aku mencintaiMu, aku sayang Kamu. Tapi apa, terkadang aku belum bisa menunjukkannya. Terkadang masih suka bolos renungan malam, terkadang memuji Tuhan dengan setengah hati, masih belum melayani sesama, ah...masih banyak lagi yang lain yang mengecewakan hatiMu. Tapi Kau masih tetap baik, tetap masih mencintaiku, ga mutusin aku dari status kekasihMu.

Ajarin aku, Tuhan untuk bisa lebih mencintaiMu bukan dari ucapanku saja, tapi juga perbuatanku. Karena "Iman tanpa perbuatan adalah mati."

Photobucket

6 terang dunia bersinar:



cahyadi mengatakan...

Setuju dengan mbak... cinta yang hanya di mulut tetapi nggak pernah diungkapin itu hanya bohong belaka... sayangnya kita masih seperti itu dengan Tuhan... syukurlah Ia selalu memberi kesempatan untuk kita agar memperbaiki diri... oya mbak jangan keterusan lho skripsinya ditelantarin..eman-eman kalo orang Jawa bilang... tetap semangat ya...

waluyo mengatakan...

bagaimana saya mau komentar,,,,karena saya sendiri pun punya nasib yang sama.....:)

Unknown mengatakan...

begitulah kasih sayang yg diberikanNya pada kita, kadang kita lalai dan sengaja melupakan tapi Dia selalu membuka pintu maaf, salam.

Rachel mengatakan...

postingan yg hampir sama dengan yg kurasakan, salam kenal teman, jgn lupa kunjungi rumahku...

Anonim mengatakan...

Setuju hehehe..tapi bagaimanapun juga perkataan tetap perlu..yah idealnya perkataan sesuai dengan perbuatan, perbuatan sesuai dengan perkataan

yusfita mengatakan...

@mas cahyadi : yup..kita beruntung diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, dan itu semua karena cintaNya pada kita. Ehehe..iya mas,makasih udah mengingatkan. eman2 itu sama dgn alon2 ga? :)

@waluyo : wah..kita idem yah mas. terima kasih udah berkunjung di blog ini. :)

@patahhati : bener mas, mudah-mudahan bisa lebih baik lagi. makasih sudah berkunjung di blog ini. :)

@rachel : makasih sudah mampir mbak. segera meluncur nih... :)

@mikha : yup..dua-duanya perlu yah. dan bagusnya juga seimbang. :)

Posting Komentar