Apa yang salah dengan 500 rupiah?

kring..kring..

Aku : iya halo..
Tia : bu, udah di mana?
Aku : lagi di kost an, blom siap sih, tapi ntar mo berangkat. Dosen nya udah masuk yah? (aih..pertanyaan dodol, klo dosen nya udah masuk gimana mungkin si Tia telpon, paling sms mrgreen)
Tia : dosen nya ga masuk, cuma kasih fotokopian aja. Mo kesini ga bu?
Aku : ngapain ke kampus, dosen nya kan ga ada.
Tia : yah ke sinilah, kita ke gramedia.
Aku : perpusnya buka? aku pengen ke perpus aja
Tia : buka. ya udah, di tunggu di kampus yah.
Aku : okeh..


Tak lebih dari 5 menit aku nyampe, wuih..tumben cepet nyampenya. Ya iyalah, ga pake ngetem dan angkotnya serasa ikutan F1 sengihnampakgigi. Akhirnya ketemu tia di kampus, dan kita langsung ke perpustakaan. Sampai di perpus, tidak disangka ada 2 mahluk alien lagi ngerjain sesuatu (cut cut apaan sih, error deh ihikhik). Maksudnya ada seorang dosen dan seorang mahasiswa di perpustakaan ga jelas ngebahas dan ngerjain apa.sengihnampakgigi Pak, kita boleh masuk? Tanya kita sama bapak perpusnya.

Ga jelas, bapaknya bilang apa. Yang kita lihat cuma bibir si bapak yang komat kamit jauh seksi di banding anjelina jolie (ihikhikgelakguling). Tanda-tanda jangan masuk dulu. Duh..Kucewaaa berat. cry

Udah cape ke kampus, ga dapat bukunya, terlebih uang 4000 udah terbuang sia-sia. duit
Akhirnya kita berdua memutuskan untuk ke hypermart. Waktu kita di simpang Merdeka-Riau,Tia mengajak untuk menyebrang jalan, karena mo ngambil uang di Planet Dago. Tapi sayangnya, kita berdua ga bisa langsung menyebrang, bukan karena si komo lewat yang menyebabkan jalan macet, mrgreen tapi karena lampu hijau.

Tiba-tiba seorang anak perempuan kecil kira-kira 4 tahun berdiri di samping ku. Sambil menadahkan sebuah kotak minta diisi. Lucu banget nih anak, tapi kasihan masih sekecil itu udah di suruh minta-minta sama ortu nya. Bergegas kucari uang receh di kantong celana. Kuberikan uang 500 perak.Terlihat raut bahagia di wajahnya. Dan anak itu meninggalkan kami.

Melihat apa yang terjadi, Tia langsung ngomong, kenapa di kasih sih? Itu anak cuma di suruh orang tua nya minta-minta. Kebiasaan tau. Mana orang tua nya ga tanggungjawab. Lalu kutakatakan. iya, benar sih tapi kan kasihan, ga apa-apa lah.

Kupikirkan apa yang dikatakan temen ku barusan, memang ada benarnya sih apa yang dikatakannya. Anak-anak kecil itu seharusnya ga berada di pinggir jalan, mengemis. Bukankah seharusnya orang tua yang bertanggungjawab untuk anak-anaknya.

Tapi apa mau dikata, keadaan negara yang semakin sulit ini, secara tidak langsung memaksa orang-orang kecil seperti harus meminta-minta, terlepas dari mereka sendiri yang malas untuk bekerja. Tak jarang dijumpai orang-orang seperti mereka di simpang empat kota besar seperti kota Bandung ini, mencari sesuap nasi untuk mengganjal perut. Bahkan yang membuat hati lebih miris lagi, tak jarang anak-anak itu ditidurkan di trotoar oleh orang tua mereka. Dengan harapan semakin banyak orang yang iba.

Ntahlah siapa yang harus disalahkan, orang tua mereka yang tidak bertanggungjawab atau keadaan ekonomi yang semakin sulit. Apakah kita harus menutup mata dan telinga untuk hal ini (jatuh dong ntar..hahaha). Dan daripada mencari kesalahan, bukankah lebih baik kita memberi. Bukankah dengan memberikan sedikit apa yang ada pada kita, akan membantu mereka. Apa yang salah dengan koin 500 perak itu. Apa dengan kita memberikan 500 perak, kita langsung jatuh miskin? Uang 500 itu akan sangat berarti buat mereka.

Teman-teman, kita diberikan banyak berkat dari Bapa, mari kita menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Mat. 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku

Photobucket

0 terang dunia bersinar:



Posting Komentar